Monday, February 23, 2009

Paragliding @ Puncak - 210109

Awalnya gara2 paragliding di Toga Hills Sumedang akhir Januari lalu, asyik banget sampe nagih. Jadilah rie susun rencana cobain lokasi lain untuk paragliding dan pilihan jatuh pada Puncak, karena lokasinya yang mudah dicapai.

Sabtu pagi, Rie n Andi nunggu Adi n Ai untuk ketemuan di McD Dago sambil pesen buryam. Sampe mereka datang, buryam-nya blom jadi. Alhasil si buryam kami take away n dimaem di perjalanan. Mampir dulu ke Nasi Timbel Bawean ambil pesenan untuk makan siang, trus meluncur ke arah Cibabat untuk nyamperin Antik. Setelah komplit berlima, kami melanjutkan perjalanan menuju Puncak.

Sebelum sampai Puncak, kami sempet kontak2an ama group lain yang berangkat dari Jakarta, juga ama provider paragliding tandem. Lokasinya kalo dari arah Bandung sebelum Masjid At Ta'awwun di Puncak Pass, ada belokan kekiri yang jalan berbatu, naik terus sampai ketemu deretan warung. Kami parkir disana sambil menunggu teman2 lain. Dari tempat parkir ini terlihat pemandangan kebun teh yang menghampar dan juga Masjid At Ta'awwun dibawah. Ga berapa lama, rie dkk ketemuan ama Alice, Dian, n Krisna yang sempet nyasar, kelewat dari lokasi, untung ga terlalu jauh. Trus Mas Ybenk datang bareng ama keluarganya.

Agenda tersembunyi kali ini adalah surprise ultah Andi. Kami bawakan mini blackforest dikelilingi lilin2 coklat & vanilla. Susah bener jaga lilin tetep nyala, soalnya angin di Puncak bertiup dengan kencang. Setelah acara tiup lilin, kami puterin video berisi gabungan foto2 trip bareng Andi, tentu saja dipilih pose-pose yang kocak. Kadonya adalah copy video tadi dan sebuah headband yang sudah dibordir tulisan 'Birthday Man' yang harus dipakai sepanjang hari ini. Andi juga harus meniup balon-balon panjang berwarna pink dan merah, diikat pakai tali rafia ukuran semeter, dan harus dia bawa kemana-mana.

Nah, acara utama nih... Antik mengajukan diri untuk jadi penerbang pertama. Kami sibuk mengabadikan momen Antik terbang baik dengan video maupun foto. Kemudian
Mas Ybenk menyusul Antik, abis itu giliran Rie. Ritual dimulai dengan memakai helm dan menggendong harness segede backpack 80liter yang nantinya bakal jadi tempat duduk rie di udara. Dilanjutkan dengan menyambungkan lock pengaman harness rie dan tandem master. Tunggu aba-aba, lari sepanjang landasan, dan... here I am, flying without wings! Asyik banget, kebetulan pas dapet angin bagus, jadi sempet terbang keatas, kekanan, kekiri, woohoo.... top deh pokoknya. Dari atas terlihat pemandangan hamparan kebun teh dibawah, ada aliran sungai berliku-liku, dan pegunungan (atau perbukitan?) yang hijau. Menurut rekaman video, rie terbang selama lebih dari lima menit, sedikit lebih lama dibandingkan waktu di Toga Hills. Menyusul rie adalah Alice, Arfan (anak mas Ybenk yang sukses jadi penerbang termuda hari ini) dan Andi the Birthday Man. Waktu Andi mau terbang, kami iketin keempat balon pink dan merah ke masing-masing pergelangan tangan dan kaki Andi. Jadilah selama terbang dia terganggu bunyi balon diterpa angin: brr...brrr...brrrr.... Begitu landing, Andi langsung dikerubutin anak2 setempat yang tertarik dengan balonnya. Mau nggak mau dengan pasrah Andi merelakan balon-balon yang ditiupnya dengan susah payah itu. Waktu Andi sedang terbang, datanglah rombongan teman-teman backpacker dari Couchsurfing dan Hospitality Club. Say hi dan berhaha-hihi sebentar, kemudian rie kembali mengabadikan momen terbang Ai. Deedee satu-satunya yang sempat terbang dari kloter terakhir, karena setelah itu turun hujan lebat. Menurut para tandem pilot, berbahaya terbang jika landing point tidak terlihat. As you may know, di Puncak kalo ujan pasti turun kabut.

Ga rela keujanan, kita masuk ke salah satu warung yang ada disana. Ngobrol2, ngebahas Andi yang terbang pake balon, dan kekocakan lain yang terjadi hari ini. Sempet foto2 bareng (narsis dah!) dan kompakan update status facebook (autis dah!), sampai hujan reda tapi kabut masih menggantung. Akhirnya kami berpisah dengan rombongan terakhir, karena mereka masih berharap cuaca membaik dan teman2 yang belum kebagian giliran bisa terbang. Sudah waktunya makan siang, kami mengambil bekal nasi timbel, kemudian masuk ke salah satu warung dekat parkiran untuk mencari minuman hangat. Makan, minum, dan mengobrol, kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Masjid At Ta'awwun. Selesai sholat, masih hujan dan berkabut, kami sempatkan foto-foto dulu di pelataran Masjid. Merasa hujan tidak akan berhenti dalam waktu yang lama, kamipun melanjutkan perjalanan kembali ke Bandung.

Sesampai kami di Bandung, langsung mengarah ke WaLe (Warung Lela). Berhubung yang terkenal disini adalah mie baso, kami memesan mie ayam jamur & yamien spesial sesuai selera (asin/manis). Ternyata siomaynya lebih enak dibandingkan baso & mie yg terasa biasa aja. Yang bikin rame malam itu adalah saat kami berusaha berfoto2 narsis menggunakan kamera pink milik Ai yang berbunyi 'oink' saat shutter ditekan. Saking narsisnya kami pengen ada foto ramean (all in) dengan segala cara. Dari kamera taruh di meja, diganjal pakai kotak rokok, sampai nyeberang ke meja kosong di sebelah demi mendapatkan angle foto yang OK. Si Pinky Oink ini cukup membuat kami tergelak-gelak tertawa sepanjang malam karena pilihan timer-nya ada yang bisa ambil tiga foto berturut-turut. Nggak mau rugi tampang begitu-begitu aja, kita memaksakan diri berganti pose tiap jepretan, alhasil yang muncul adalah muka-muka transparan seperti penampakan. Hiyyy! Puas bernarsis ria, kami pulang kerumah masing-masing, menyimpan tenaga untuk esok paginya.

What a day!